BI Diprediksi Tidak Turunkan BI Rate Hingga Akhir Tahun 2024
Thursday, May 02, 2024       11:53 WIB

Ipotnews - Bank Indonesia diprediksi tidak menurunkan suku bunga acuan (BI rate) hingga akhir tahun ini.
Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk (), Josua Pardede mengatakan sulit bagi BI untuk menurunkan BI rate di sisa tahun ini. "Dari sisi inflasi, kondisi Indonesia tidak ada masalah dan masih on the track. Masalahnya adalah stabilitas kurs rupiah terhadap dolar AS yang harus menjadi perhatian," kata Josua saat dihubungi Ipotnews, Kamis (2/5).
Josua menegaskan pelaku pasar sempat memperkirakan suku bunga the Fed akan turun sebesar 150 - 160 basis poin. Namun saat ini peluang tersebut sudah merosot drastis hingga hanya 25 bps. Bahkan ada kemungkinan the Fed sama sekali tidak menurunkan suku bunga acuan hingga akhir tahun ini.
"Dengan demikian, tekanan terhadap kurs rupiah oleh faktor eksternal kemungkinan akan tetap besar ke depan. Oleh sebab itulah kami perkirakan BI tidak akan menurunkan BI rate sampai akhir tahun ini sehingga tetap di level 6,25%," ujar Josua.
Sebelumnya, BI telah membuat skenario penurunan suku bunga The Federal Reserve atau Fed Fund Rate (FFR). Paling lama penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat itu akan terjadi pada 2025.
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter, Juli Budi Winantya mengatakan 3 skenario itu dibagi menjadi kategori most likely, potential risk dan tail risk. Menurut dia, untuk kemungkinan yang paling besar atau most likely, The Fed akan mulai memangkas suku bunganya sebanyak 25 basis poin pada bulan Desember 2024.
"Akan turun sekali di 2024 pada akhir tahun atau bulan Desember," kata Juli dalam diskusi bersama wartawan di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, dikutip Senin, (29/4).
Juli menjelaskan untuk skenario kedua BI memperkirakan FFR akan turun paling cepat pada 2025 dengan besaran 50 bps. Lalu skenario ketiga adalah suku bunga acuan The Fed baru turun pada 2025 sebesar 25 bps.
"Itu skenarionya, semakin ke kanan tentunya dampaknya akan semakin dirasakan oleh ekonomi nasional," ujar Juli.
Juli mengatakan pergeseran perkiraan turunnya suku bunga The Fed ini terjadi karena ekonomi dan inflasi AS yang masih kuat. Dia mengatakan inflasi tersebut juga diprediksi belum akan menjinak dalam waktu dekat.
"Karena tadi ekonomi AS termasuk inflasinya ternyata masih cukup kuat, dan inflasi tidak turun secepat yang diperkirakan. Perkiraan bahwa AS ekonominya mulai stabil," pungkas Juli.
(Adhitya)

Sumber : admin

powered by: IPOTNEWS.COM